Sabtu, 13 Juli 2013

Bahagia Dunia dan Bahagia Akhirat

Rasulullah bersabda “Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan kamu hidup selamanya dan bekerjalah untuk akhiratmu seakan-akan kamu mati besok” (HR. Ibnu “Asakir)
Sebuah kalimat sederhana, yang bahkan sudah ada sejak beratus tahun yang lalu. Walaupun sederhana namun punya makna yang tak sesederhana itu. Ya, Nabi Muhammad kita selain seorang rasul, negarawan, pengadil, pedagang, cendikiawan juga seorang motivator. Apa yang diajarkan beliau melalui kalimat ini?

Yang pertama, Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan kamu hidup selamanya. Artinya kita harus pantang menyerah. Jika kita gagal hari ini masih ada hari esok, jika gagal lagi ada keesokan harinya lagi, begitu seterusnya. Kata ini juga dapat diartikan juga bahwa jangan cepat puas dengan apa yang kita capai. Masa depan masih panjang, banyak hal-hal besar yang sebenarnya bisa kita capai. Namun juga, jangan lupa untuk selalu bersyukur dengan apa yang kita dapat. Dulu saya pernah berpikir untuk mengartikan kata-kata tersebut bahwa karena kita akan hidup selamanya maka jangan bekerja terlalu keras, masih ada banyak waktu untuk bermalas-malasan. Namun saya kira ini malah kurang tepat, justru karena kita akan hidup selamanya hari ini kita harus berusaha semaksimal mungkin agar kelangsungan hidup kita kelak akan terjamin.
Yang ke dua, Bekerjalah untuk akhiratmu seakan-akan kamu mati besok.Artinya, kita  harus mempersiapkan amal ibadah kita semaksimal mungkin. Bukan hanya dari segi kuantitas, namun juga kualitas ibadah kita. Jika kita sudah dipastikan mati esok hari, sedangkan dosa kita masih menggunung apa yang kita lakukan? Tentu saja kita akan bertobat nasuha, memperbaiki perilaku dan beribadah sungguh-sungguh. Namun dari kita mungkin akan sulit menerapkannya karena tidak mengira kematian akan datang menjemput secepat itu. Padahal, salah satu hal yang paling dekat dengan kita adalah kematian. Kalimat ini juga mengandung arti bahwa kita harus mendahulukan kepentingan akhirat dari dunia. Urusan dunia masih dapat ditunda karena kita masih hidup selamanya, sedang urusan akhirat harus segera kita kerjakan karena kita mati esok pagi.
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan kebahagiaanmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah kepada orang lain sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan” (Al-Qoshos : 77).
Wallahu a’lam bishowab.