Islam pernah mengalami masa kejayaan. Di sana terdapat ahli agama, imuan-ilmuan, dokter, peneliti, dan orang cerdas lainnya. Mereka bahu membahu membangun peradaban islam yang sangat pesat, bahkan menjadi bahan rujukan masyarakat Eropa pada saat itu. Ilmu mereka sangat berguna dan sebagian masih dipakai sampai saat ini. Namun apresiasi dari masyarakat dunia bahkan masyarakat muslim sendiri masih kurang. Kebanyakan yang banyak muncul di buku sejarah adalah tokoh non-muslim Eropa sebagai penemu-penemu. Padahal muslim sendiri memiliki tokoh yang tak kalah hebat. Salah satunya di bidang kedokteran yang diakui dunia saat itu. Siapa sajakah mereka?
1. Al-Razi
Abu Bakar Muhammad ibn Zakaria al-Râzî, dikenal dengan al-Râzî, yang di Barat dikenal dengan nama Razes (865-925 M), adalah sorang pakar ilmu kedokteran yang terkenal dengan temuan dan karya tulisnya, dan berasal dari Baghdad. Ia dikenal sebagai bapak kedokteran anak.
a. Temuan
· Menemukan air raksa yang banyak dipergunakan di bidang kedokteran.
· Orang yang pertama kali melakukan pengobatan khas dengan pemanasan saraf dan mendiagnosis tekanan darah tinggi (hipertensi, hypertension).
· Orang yang pertama kali meniti tentang cacar air
· Ia dianggap sebagai penemu seton (tampal luka).
· Melakukan pemeriksaan urin dan tinja.
b. Karya-Karya
· Al-Hâwî (yang menyeluruh) dianggap sebagai buku induk di bidang kedokteran yang saat ini telah berhasil ditemukan 20 jilid.
· Al-Asrâr (rahasia-rahasia), pada abad ke-12 M. buku ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin oleh Gerard de Cremona dan dijadikan petunjuk praktikum kedokteran hingga abad ke-19.
· Al-Manshûri, bukunya terdiri dari 10 jilid, dan di kota Milano telah disalin ke dalam bahasa Latin pada akhir abad ke-15 M.
· Al-Judari wa al-Hashbah (Cacar dan Campak) tergolong sebagai buku pertama, yang membahas penyakit cacar dan campak serta penjelasan mengenai cara-cara pencegahan dan pengobatannya.
· Pembimbing Dokter merupakan salah satu bukunya yang berharga, dan berisikan berbagai bimbingan bagi orang yang akan menjadi dokter ahli pengobatan.
2. Ishaq Yuda (241-344 H./855-955 M.)
Ia hidup sezaman dengan al-Razi dan merupakan dokter yang masyhur di Qairawan, Tunisia. Banyak karya medisnya yang dalam beberapa abad telah dijadikan bacaan di sekolah tinggi kedokteran Barat. Di antaranya, On Fevers (Tentang Penyakit Malaria), On the Elements (Anasir-anasir), On Simple Drugs and Aliments (Tentang Obat Sederhana dan Penyakit-penyakit), serta On Urine (Tentang Kencing Batu).
3. Ibn al-Yazzar (w. 400 H./1009 M.)
Ibnu al-Yazzar adalah seorang dokter yang dalam bidang pengobatan penyakit dalam tidak ada tandingannya. Banyak karyanya dalam bidang ini. Menurut Hoesin, Constantine the African telah melakukan plagiat terhadap karya Ibn al-Yazzar, dan merupakan plagiat terbesar dalam perkembangan ilmu.
4. Haly Abbas atau `Ali Abbas
Dalam bahasa Latin disebut Haly Abbas (333 H./944 M.), namanya lebih terkenal di Eropa daripada di dunia Islam sendiri. Ia mengarang ensiklopedi berjudul al-Kitâb al-Mâlikî, yang dalam bahasa Inggrisnya ditulis dengan The Whole Medical Art dan dalam bahasa Latin sebagai Liber Regius. Ensiklopedi ini berisi petunjuk-petunjuk tentang teori dan praktek pengobatan, serta gizi dan rempah-rempah. Ia juga memaparkan tentang pembuluh darah, kehamilan, dan persalinan.
5. Ibn Sina (370-428 H./980-1037 M)
Al-Syaikh al-Ra’îs Abû `Alî al-Husain ibn `Alî Ibn Sînâ, dikenal di Barat dengan nama Avicenna, ia merupakn seorang filosof dan dokter terbaik yang pernah dimiki islam. Banyak penulis Barat memberinya gelar Father of Doctors (Bapak Dokter), Raja Obat dan lainnya.
Al-Qânûn fî al-Tibb merupakan salah satu buku karangannya yang terkenal dan dianggap sebagai ensiklopedi ilmu kedokteran dan ilmu bedah terlengkap pada zamannya. Buku ini juga dikenal sebagai pioner dalam ilmu psikiatri.
6. Hasday bin Shaprut (w. 380 H./990 M.)
Ia seorang dokter terkemuka di Spanyol. Ia pernah bekerja sebagai menteri, dokter istana, dan pelindung ilmu. Di kala usianya masih sangat muda ia telah mempersiapkan sebuah buku yang disalinnya ke dalam bahasa Arab dengan judul Materia Medica dengan bantuan Monnik Nicholas.
7. Ibn Qâsim al-Zahrawî al-Qurtû.bî (Abulcasis)
Di Barat disebut Abulcasis, (936-1013 M.), ia adalah spesialis bedah yang terkenal. Banyak prestasinya di bidang medis, baik berupa rintisan maupun karya tulis. Ia juga di kenal dengan sebutan “father of surgeon” atau bapak bedah.
a. Rintisan
· Perintis ilm penyakit telinga, khusus mengenai pengenalan penyakit (diagnostic) dan cara penyembuhan (therapeutic), di samping itu ia juga melakukan pembedahan telinga untuk mengembalikan fungsis pendengaran.
· Ia juga sebagai pelopor ilmu penyakit kulit (dermatology).
b. Karya tulis
At-Tashrîf, merupakan bukunya yang terkenal, beberapa bagian dari buku ini disalin oleh Gerald of Cremona pada abad ke-12 M ke dalam bahasa latin, serta dicetak ulang di Genoa (1497), Basle (1541) dan Oxford (1778). Hingga abad ke-18 M, di berbagai perguruan tinggi kedokteran Eropa, terutama di universitas-universitas Salermo dan Muenchen , buku ini dijadikan referensi terutama tentang ilmu bedah. Di dalam buku itu juga dijelaskan jenis-jenis dan penggunaan alat-alat bedah serta penatalaksanaan sterilisasi luka pasca bedah. (2,3,5)
8. Al-Birûnî (363-440 H./974-1048 M.)
Dia adalah seorang dokter dengan lengkap Abû Raihân al-Bîrûnî, dan ahli dalam bidang lain, sepertiilmu falak, matematika, obat-obatan, ilmu bumi dan sejarah. Dia juga mengarang ilmu ilmu Pharmacologyyang dalam bahasa Arab dikenal dengan Saydala. Dia juga menerangkan tentang asal usul obat-obatan, ramuan dari India dan Tiongkok.
9. Ibnu Rusdy (1126-1198 M)
Tokoh kedokteran era keemasan Islam adalah Ibnu Rusdy atau Averroes (1126-1198 M). Dokter kelahiran Granada, Spanyol itu sangat dikagumi sarjana di di Eropa. Kontribusinya dalam dunia kedokteran tercantum dalam karyanya berjudul ‘Al- Kulliyat fi Al-Tibb’ (Colliyet). Buku itu berisi ramngkuman ilmu kedokteran. Buku kedokteran lainnya berjudul ‘Al-Taisir’ mengupas praktik-praktik kedokteran.
Ilmu kedokteran islam merupakan ilmu yang berasal dari Al-Qur’an dan dipraktikkan oleh Rasulullah. Ilmu kedokteran ini kemudian diteliti dan dikembangkan dengan teori-teori kedokteran lain dari luar islam, sehingga ilmu kedokteran islam ini identik dengan istilah kedokteran nabi (thibb an-Nabawy).
Islam pernah berjaya dengan kemajuan ilmu kedokterannya yang luar biasa, dan itu sempat bertahan beberapa abad lamanya, yaitu dari tahun 900-1100 M. Selama zaman keeemasan kedokteran islam ini, para tokoh dokter muslim banyak memberikan kontribusai yang besar tehadap perkembangan ilmu kedokteran, bahkan karya-karya dan temuan mereka masih digunakan di dalam ilmu kedokteran dalam kurun waktu beberapa abad, yaitu sampai abad XVII.
Kejayaan dalam bidang kedokteran yang dulu pernah dialami umat islam, sekarang hanya tinggal kenangan. Demi mengangkat derajat kesehatan masyarakat, sekaligus mengangkat derajat islam, sebagai calon dokter muslim yang akan melanjutkan estafet perjuangan, harus tertanam jiwa yang penuh semangat dan minat yang luar biasa terhadap ilmu pengaetahuan, khusunya ilmu kedokteran, sebagaimana yang telah dicontohkan oleh beberapa tokoh dokter muslim yang pernah dimiliki islam, yang dengan semangat belajarnya mampu memberikan kontribusi yang luar biasa dalam peradaban ilmu kedokteran di dunia.
Sumber: doktermuslimyonirazer.blogspot.com
Sumber: doktermuslimyonirazer.blogspot.com