DEPARTEMEN KAJIAN KEDOKTERAN ISLAM DAN ADVOKASI
DEWAN EKSEKUTIF PUSAT
FORUM UKHUWAH LEMBAGA DAKWAH FAKULTAS KEDOKTERAN INDONESIA
Sekretariat : Forum Studi Islam Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Jalan Salemba No 6 Jakarta
Home page: http://www.medicalzone.org Email: sekumfuldfk@yahoo.com
DAMPAK TIDUR DALAM PENINGKATAN IMUNITAS
Oleh Husni F Ramdan, AD Ikram Hasanudin, Agil Dananjaya, AP Vindasari, Farah Azizah, Leny Mutia Marta, Mutia Lailani, Rifai Alamsyah, Rika Haeriyah, Risqon Nafiah, Vekky T Novanda.
Departemen Kajian Kedokteran Islam dan Advokasi Dewan Eksekutif Pusat. Forum Ukhuwah Lembaga Dakwah Fakultas Kedokteran Indonesia.
Sering mendengar orang yang mengeluh mau sakit, badannya terasa meriang, tapi hanya dengan tidur yang cukup saja sudah bisa sembuh dari keluhan tersebut?. Nah, insya Allah KKIA pada kali ini akan sedikit mengulas jawaban dari pertanyaan tersebut. Dimulai dari tinjauan medis hubungan antara tidur dengan peningkatan imunitas yang dapat membantu proses penyembuhan, bagaimana al- Qur’an dan as-Sunnah membahas tentang urgensi tidur bagi manusia, serta bagaimana cara Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam tidur. Semoga bermanfaat.
Alhamdulillah Washshalaatu Wassalaamu ‘Alaa Rasuulillaah. Amma Ba’du.
Tidur merupakan kebutuhan semua makhluk hidup, terutama manusia. Dari berbagai penelitian, ternyata tidur memang sudah terbukti bisa membantu penyembuhan seseorang, karena mempunyai hubungan bidireksional
dengan sistem imun tubuh. Sistem imun akan mengalami peningkatan saat tidur, sedangkan tidur akan terganggu saat terjadi infeksi atau gangguan pada imunitas tubuh.
Tidur merupakan fenomena krusial untuk menjaga manusia pada keseimbangan kesehatannya. Tidur dapat dibagi menjadi 2 fase, yaitu Rapid Eye Movement (REM) yang juga disebut paradoxial sleep, dan Non-Rapid Eye Movement (NREM) yang juga disebut Slow Wave Sleep (SWS). Tidur REM dikarakteristikkan dengan aktivitas pergerakan mata yang cepat, tanda vital yang tidak stabil, elektroencephalographic (EEG) yang cepat, serta terdapat hipotonia pada otot sadar. Sedangkan pada fase NREM, akan terjadi fase anabolik yang disertai penurunan detak jantung, laju pernafasan, serta tekanan darah.
Pada saat tidur nokturnal, akan terjadi supresi pada dua sistem stres yaitu aksis HPA (hipotalamus-pituitariadrenal) dan sistem saraf simpatik. Hal ini akan menyebabkan penurunan berbagai hormon stres, seperti kortisol, norepinefrin, serta epifefrin. Kortisol ini juga merupakan sinyal antiinflamasi yang bisa menghambat kerja dari sistem imun. Awal Slow Wafe Sleep (SWS) merupakan puncak supresi sinyal anti-inflamasi dan pada saat periode bangun, sinyal anti-inflamasi ini akan diproduksi lebih. Pada sisi lain, akan terjadi peningkatan hormon pertumbuhan (Growth Hormone) dan prolaktin yang akan meningkatakan berbagai sitokin pro-inlamasi. Sinyal pro-inflamasi yang meningkat di antaranya adalah IL-1, IL-2, TNF-α, dan IFN-γ. Puncak peningkatan sinyal pro-inflamasi juga terjadi saat awalSWS, dengan kadar yang berbeda pada beberapa tempat, seperti otak, jaringan adiposa, plasma, atau nodus limfa. Selain itu, terdapat intrinsic cellular clocks yang terbukti secara in vitro mampu meregulasi perubahan periodik dari sitokin proinflamasi. Selama periode bangun, akan terjadi akmulasi signal danger (“sinyal bahaya”) endogen seperti Reactive Oxygen Species (ROS), Heat Shock Proteins (HSP), dan juga nukleotida. Hal ini terjadi karena adanya stres seluler akibat aktifitas fisik, hasil sampingan proses metabolisme, ataupun kerusakan sel. Pada saat periode bangun, juga akan terjadi akumulasi “sinyal bahaya” eksogen, seperti lipopolisakarida, muramyl peptides, dan berbagai toll-like receptor ligans.
Akumulasi berbagai sinyal bahaya selama periode bangun ini, akan merangsang produksi sitokin proinflamasi
pada periode awal tidur. Berbagai hal diatas, akan menyebabkan peningkatan kerja sistem imunitas tubuh pada saat periode tidur. Selama fase tidur, akan terjadi peningkatan sel T dan akumulasi limfosit di nodus limfa. Penurunan aktivitas kortisol dan HPA selama tidur, akan meningkatkan ekspresi CXCR4+ sel T di sumsum tulang. Hal ini akan mempermudah ekstravasasi sel T dari pembuluh darah menuju nodus limfa. Selain itu, peningkatan Growth Hormone (GH) dan penurunan aktivitas saraf simpatik akan meningkatkan akumulasi limfosit pada nodus limfa terutama saat awal tidur. Proses aktivasi imunitas terutama proliferasi sel dan sintesis protein, juga membutuhkan energi dalam pelaksanaannya. Sedangkan pada saat tidur, akan memungkinkan adanya alokasi energi untuk sistem imunitas ini, terutama alokasi glukosa.
Tidur adalah aktifitas manusia yang merupakan salah satu karunia Allah Subhaanahu Wata’ala. Dengan diberikan tidur, manusia dapat mengistirahatkan dirinya, baik secara rohani dan jasmani. Bahkan bisa memberikan efek penyembuhan seperti penjelasan di atas. Maha Benar Allah Subhaanahu wa Ta’ala yang menurunkan ayat-Nya tentang tidur dalam Al-Qur’an: “Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)- Nya ialah tidurmu pada waktu malam dan siang hari dan usahamu mencari sebagaian dari karunia-Nya. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan”(Q.S.Ar-Ruum:23). Ketika Imam Ibnu Katsir menafsirkan ayat tersebut, beliau menyebutkan bahwa diantara tanda kebesaran Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah bahwasanya manusia diberi-Nya kebiasaan tidur di waktu malam untuk beristirahat dan mengistirahatkan tenaga dan anggota badan setelah berusaha di waktu siang mencari bagiannya dari rizki dan karunia Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam sendiri menyebutkan bahwa tidur sudah memang merupakan sunnah bagi manusia. Sunnah ini sudah merupakan suatu kebutuhan biologis yang primer, sebagaimana kebutuhan biologis lainnya yaitu makan dan menikah. Bahkan, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mengancam orang yang membenci sunnah ini dengan ancaman keluar dari golongan beliau Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Hal ini sebagaimana hadits yang diriwayatkan Dari Anas Ibnu Malik Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam setelah memuji Allah dan menyanjung- Nya bersabda: "Tetapi aku sholat, tidur, berpuasa, berbuka, dan mengawini perempuan. Barangsiapa membenci sunnahku, ia tidak termasuk ummatku"(Muttafaq Alaihi).
Rasulullah tidak pernah tidur berlebihan atau tidak menjauhkan tubuhnya dari tidur. Cara tidur Rasullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam merupakan cara yang sangat sempurna. Beliau tidur pada saat perlu, berbaring pada bagian tubuh kanannya dan berdzikir hingga tidur. Tubuhnya tidak dibebani dengan makanan atau minuman yang berlebihan. Beliau memiliki tikar yang terbuat dari dedaunan, bersandar pada bantal dan kadang-kadang meletakkan tangan di bawah pipinya.
Berikut ini uraian singkat tentang cara tidur Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam:
Adab Tidur Ke-1: Berwudhu Terlebih Dahulu
Dari Al Barra’ bin Azib Radhiyallahu ‘Anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda kepadaku: ”Apabila kamu hendak tidur maka berwudhulah lebih dulu seperti wudhumu untuk shalat, kemudian berbaringlah pada pinggangmu yang kanan dan bacalah doa ini – yaitu sama seperti doa yang telah disebutkan di atas – Dalam hadis ini, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam juga bersabda: ”Jadikanlah bacaan doa itu sebagai akhir dari semua perkataanmu.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Adab Tidur Ke-2: Menutup Pintu, Memadamkan Api (Lampu), dan Menutup Bejana
Dianjurkan bagi seorang muslim untuk menutup pintu, memadamkan api (lampu), dan menutup bejana yang ada di rumahnya sebelum tidur. Hal ini berdasarkan sebuah hadits yang diriwayatkan oleh sahabat Jabir bin Abdillah Radhiyallahu ‘Anhu bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Padamkanlah lampu di malam hari apabila kamu akan tidur, tutuplah pintu, tutuplah rapat-rapat bejanabejana makanan dan minuman”(HR Bukhori-Muslim).
Adab Ke-3: Tidak Tidur Sedangkan di Tangannya Terdapat Minyak Samin
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, dari Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, "Barang siapa tidur di malam hari, sedangkan di tangannya terdapat bekas minyak samin, lalu dia terkena sesuatu, maka janganlah ia mencela selain dirinya." Hadits Shahih, di dalam kitab Ar- Raudhun-Nadhir (823). Al Misykah (4219). Ash-Shahihah (2956).11
Adab Ke-4: Dianjurkan Membersihkan Tempat Tidurnya
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu ia berkata, "Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, “Bila seseorang beranjak ke tempat tidurnya hendaklah ia mengambil bagian kainnya untuk membersihkan tempat tidurnya, dan hendaknya ia menyebut nama Allah, karena ia tidak mengetahui apa yang ia tinggalkan setelah itu pada tempat tidurnya” (H.R. Bukhori-Muslim).
Adab Ke-5: Membaca Beberapa Surat/Ayat Al Qur’an
Ada beberapa surat/ayat yang dianjurkan untuk dibaca menjelang tidur. Di antaranya: Al Ikhlas, Al Falaq, dan An Naas. ‘Aisyah radhiyallahu‘anha berkata, “Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ketika berada di tempat tidur di setiap malam, beliau mengumpulkan kedua telapak tangannya, lalu kedua telapak tangan tersebut ditiup dan dibacakan ’Qul huwallahu ahad’ (surat Al Ikhlash), ’Qul a’udzu birobbil falaq’ (surat Al Falaq) dan ’Qul a’udzu birobbin naas’ (surat An Naas). Kemudian beliau mengusapkan kedua telapak tangan tadi pada anggota tubuh yang mampu dijangkau dimulai dari kepala, wajah, dan tubuh bagian depan. Beliau melakukan yang demikian sebanyak tiga kali.” (HR. Bukhari).
Ayat Kursi Hal ini berdasarkan hadits yang diriwiyatkan oleh sahabat Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu (HR. Bukhari). Dua ayat terakhir dari surat Al- Baqoroh Berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam “Barangsiapa membaca dua ayat tersebut pada malam hari, maka dua ayat tersebut telah mencukupkannya.” (H.R. Bukhari dan Muslim).
Surat Al Kafirun Berdasarkan sebuah hadits yang mengisahkan bahwa Rasulullah Shallallahu ’Alaihi Wa Sallam mengajarkan sahabat Naufal untuk membaca surat Al Kafirun sebelum tidur (H.R. Abu Dawud, Ahmad, dan At Tirmidzi).
Surat Al Mulk dan As Sajdah Hal ini berdasarkan penjelasan sahabat Jabir bin Abdillah, beliau berkata, “Tidaklah Rasulullah Shallallahu ’Alaihi Wa Sallam tidur sampai beliau membaca alif lam mim tanzilus sajdah (surat As Sajdah) dan Tabarokalladzi biyadihil mulk (surat Al Mulk)” (HR Bukhari)
Ada banyak dzikir dan do’a yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu ’Alaihi Wa Sallam untuk dibaca sebelum tidur. Berikut diantaranya: “Bismikallahumma amuut wa ahyaa” (H.R. Bukhari) “Allahumma qiini ‘adzabaka yauma tab’atsu i’badak” (H.R. Abu Dawud)“ Bismikarabbii wa dho’tu jambii wa bika arfa’uhu in amsakta nafsii farhamhaa wa in arsaltahaa fahfazhhaa bimaa tahfazha bihi ‘ibaadakasshaalihiin.” (H.R. Bukhori dan Muslim)
Adab Ke-7: Hendaknya Tidur dalam Kain Sarungnya
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Apabila salah seorang di antara kalian mendatangi tempat tidurnya (untuk tidur), maka hendaknya dalam kain sarungnya.Sebab ia tidak tahu apa yang terdapat di balik tilamnya itu (H.R. Bukhari dan Muslim).
Adab Ke-8: Miring ke Sebelah Kanan
Dari Al Barra’ bin Azib Radhiyallahu ‘Anhu, ia berkata: ”Apabila Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam berada di tempat tidurnya dan hendak tidur, maka beliau miring ke sebelah kanan (H.R. Bukhari).
Adab Ke-9: Meletakkan Tangannya di Bawah Pipinya
Dari Hudzaifah Radhiyallahu ‘Anhu, ia berkata: ”Apabila Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam hendak tidur pada waktu malam, maka beliau meletakkan tangannya di bawah pipinya (H.R. Bukhari).
Adab Ke-10: Menjauhi Hal Yang Makruh Makruh
Berbaring Menelungkup (Wajahnya Menghadap Ke Bawah). Hal ini berdasarkan hadits dari Thifkhah Al Ghifari bahwa ia adalah ahli suffah (hidup di masjid), berkata, "Ketika Saya tidur dipenghujung malam di masjid, ada seseorang datang sedangkan Saya tidur di atas perut Saya (telungkup). Lalu ia menggerakkan Saya dengan kakinya dan berkata, 'Bangunlah, ini adalah cara berbaring yang dibenci Allah.' Lalu kepala Saya angkat, tiba-tiba Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam berdiri di depan Saya”.(H.R. Abu Daud no.5040, Ibnu Majah no.3723, dengan sanad Shahih).
Makruh Tidur di Atap Rumah Tanpa Penghalang Dari salah seorang sahabat, dari Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, "Barang siapa bermalam di atas rumah yang tidak berpagar, lalu ia jatuh dan mati, maka terlepas darinya tanggung jawab dirinya. Barang siapa mengarungi laut ketika badai ombak lalu mati, maka lepas tanggungan darinya." (Hadits dengan sanad Hasan, di dalam kitab Takhrijut-Targhib (4/59).
Ash-Shahihah (828)).
Akhir kata, tidur memang sangat penting bagi tubuh manusia, bahkan terbukti bisa meningkatkan imunitas.Insya Allah manfaat tidur bagi tubuh akan lebih terasa lagi, apabila dibarengi dengan meneladani sifat tidur Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
Semoga pembahasan ini bisa membawa manfaat dan diterima sebagai amalan kebaikan di sisi Allah Azza Wa Jalla. Amin. Wabillahi Taufiq
Daftar Pustaka
1. Besedovsky, L., Lange, T., Born, J. Sleep and Immune Function. Eur J Physiol, 2012,
463:121–137
2. Moctezuma, J.C., Leon, E.E., Coronado, E.G. Reciprocal Relationship Between Sleep and
The Immune Response: A Survey. The Open Neuroendocrinology Journal, 2010, Volume
3
3. Vortruba, T. Psychological Impacts of Polyphasic Sleep [Bachelor Thesis]. Brno: Masaryk
Univesity; 2012
4. Opp, M.R., Imeri, L. Sleep As A Behavioral Model of Neuro-Immune Interactions. Acta
Neurobiol. Exp., 1999, 59: 45-53
5. Fatih, A. 2012. Posisi Tidur Rasulullah Shalallahu 'alahi Wassalam dalam Penjelasan
Medis. (Online), (http://www.ahimzafatih.com/2012/10/posisi-tidur-rasulullahshalallahu.
html, diakses pada tanggal 24 Mei 2013)
6. Tafsir Ibnu Katsir
7. Al-Atsqalani, Ibnu Hajar. Kitab Bulughul Maram
8. Al-Jauziyah, Ibnu Qayyim. 2010. Praktek Kedokteran Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
Jogjakarta: Hikam Pustaka.
9. Kitab Riyaadhus Shaalihiin
10. Ringkasan Kitabul Adab, Bab Al Adab An Naum, Karya Syaikh Fuad ‘Abdul Aziz Asy
Syalhub
11. Kitab Shahih Adabul Mufrad